Kesehatan, Investasi Masa Depan (Part 1)
Sampai tahun 2011, berat badan saya gak pernah lebih dari 44 kg (tinggi termasuk ke spesies 150-an) he he
he . Tapi keidealan berat badan semakin jauh dari kenyataan dengan dimulainya
saya bekerja di RPH yang memproduksi daging sapi (chilled beef). Dalam
sebulan saya bisa dua sampai tiga kali makan steak yang ternyata kini saya
ketahui per-slice nya memiliki kalori
700-800 kcal. Nah lhoo... kebutuhan kalori wanita sehari aja hanya 1500 kcal
kan. Saya kan gak cukup makan steak cuma satu slice, lalu dimakannya pake
kentang dan sayuran. Belum lagi saya jajan somay, cimol, lumpia basah, lapis
bogor dan ditambah makan nasi. Ha ha ha
Walhasil...saya
merasakan berat badan saya semakin naik. Hal ini terus berlanjut tanpa saya lakukan
olahraga (da emang abdi mah pangmaleusna
olahraga teh). Tapi dengan membengkaknya penampilan saya, saya sama sekali
tidak terganggu dan merasa risih. Banyak hal sih yang menyebabkan hal ini :
- saya termasuk orang yang percaya diri dan punya keyakinan "cantik karna PD". Jadi mau kamu jidatnya jenong, badan kamu gembrot, atau gigi kamu panjang yang penting qm PD ya it is fine.
- Saya banyak menghabiskan waktu ditempat kerja 8-9 jam per hari, dan orang-orang disekitar tempat kerja (yang memang sering berinteraksi dan bertemu) bilang "Bu, bagusan gitu badannya,,,berisi, sekel euy ". Yang terlambat saya ketahui bahwa ternyata tipe cewek karyawan bawahan saya ya cewek-cewek semok nan bohay (Tepok jidat). Mereka berhasil mencuci otak sayah pemirsah.
- Saya sangat setuju dengan teori "cewek cantik tuh diliat dari hati nya broh.." "cewek sexy itu ya yang asik, pinter, dan luwes bergaul". Sehingga mindset saya waktu itu adalah penampilan tidak termasuk kedalam kriteria penting untuk cantik.
- Pernah ketemu sama nenek-nya pacar saya dulu, dan mamah (panggilan ke nenek pacar) bilang "Kabogoh na si aa teh geulis pisan nyak". Makin bikin saya PD dooong. Namun baru saya sadari bahwa nenek-nenek kan biasanya sudah kicer matanya, alias pandangan mulai kabur bin gak jelas. Maka bisa jadi beliau salahhhh (kebayang muka saya blurr saat dilihat mamah) -----> belajar menerima kenyataan.
- Saya percaya bahwa orang-orang kurus krempeng itu pake baju sebagus dan semahal apapun gak pernah pantas dan gak enak dilihat. Jadi saya beranggapan "mendingan gendut begini daripada kerempeng". #lalu dikroyok orang-orang kurus.
- Dan banyak lagi alasan-alasan pembenaran saya.
Sampailah pada
berat badan saya yang mencapai 51 kg (Ngitung. dari 44 ------> 51), maka
saya mengalami kenaikan berat badan sebanyak 7 kg. Suatu hari saya menyadari di
kulit saya bagian-bagian tertentu (paha, lengan atas, lengan bawah) timbul
seperti guratan merah yang biasa disebut stretch
mark. Terbilang banyak sehingga saya ke dokter kulit untuk memastikan bahwa
saya tidak mengidap penyakit apa-apa (alay bin lebay alias namex).
Dokter bilang : "ini kemungkinannya 2, pertama kamu sedang hamil ?"
Langsung saya
sela "Dok yang bener aja, saya belum punya suami dok !!" .
Dokter senyum
lalu melanjutkan, "yang kedua karena kamu mengalami kenaikan berat badan
secara drastis". Waini yang
benar.
Pokoknya semua
teman, kerabat, dan saudara yang melihat perubahan ini pasti komen, dan beragam komennya. Mulai dari
sahabat saya yang kaget melihat penampilan baru saya di kamar kosan pakek baju
sexy dan celana pendek lalu bilang :
"Syari...suka deh... kamu kelihatan kayak
ibu-ibu hamil muda".
Gaes...
(((ibu-ibu hamil muda))). Saya susah memahami sebenarnya ini pujian atau
celaan, tapi majas apakah yang dipake gak tau entahlah :’
(Foto saya : Baju coklat, kerudung krem)
Ketika saya
membeli makan di kantin amarilis dan ketemu temen seangkatan kuliah dulu :
"Syar...
yaampun... subur banget. Lo gak lagi hamil kaann???"
Ini aseli
menyakitkan ha ha ha lha wong suami aja belum punya, ya kok hamil.
Pacar saya yang sesekali panggil:
"hay
gentoong..." atau menyapa dengan panggilan "pagi gembuul... yang lengannya kaya stik baseball" :'
Ada lagi teman
yang bilang "pipi lo bisa semuka gitu sih..." (((pipi semuka))). Itu
gimana saya membayangkannya, sulit gaes... sulit.
Dengan baju yang sama, kiri :tahun 2011. Kanan : tahun 2012.
Kian hari saya
kian bangun dari delusi. Saya mulai lelah dengan kondisi badan yang gak ideal
ini. Pulang kerja, saya sering sekali tertidur dan bangun jam 9 atau jam 10
malam. Naik tangga dikit, ngos-ngosan nya ampun-ampunan, dan tentunya beberapa
baju tidak bisa saya pakai, beberapa bisa saya pakai namun sesak.
Denial saya
terhadap kondisi badan mulai terkikis setelah saya melihat tubuh saya di cermin mulai memperlihatkan
jonjot-jonjot lemak yang menyembul dan tampak mencolok mata (bayangin deh ibu-ibu yang lagi dibonceng pake baju
ngetat lalu lemak punggung dan pinggangnya yang bergelambir dan
berjonjot-jonjot. gitulah pokoknya.
Panik dong
saya... "gue kan masih muda, kok udah begini yaaa, gimana kalo udah punya
anak", huaaaaaa #insert-emot-nangis-kejer-here.
Saya semangat
mau olahraga pokoknya supaya badan saya kembali ideal dan langsing. Tapi yaa,,,
namanya juga masih ngerasa cantik
karena PD, jadi masih
males-malesan dan bisa dua atau tiga minggu sekali saja jogging.
Dikagetkanlah saya
pada hasil medical check up (Setiap tahun saya rutin melakukannya dan semua hal selalu dalam kondisi baik) yang
mendiagnosa saya atas
penyakit KARDIOMEGALI, yaitu pembengkakan jantung . Nangis siang malam gak
karuan, gak bisa tidur dan makan.
Tapi saya bingung, kenapa saya didiagnosa penyakit itu padahal saya tidak
pernah sedikitpun mengalami sesak, sakit dada, atau sejenisnya. Yang kemudian
saya ketahui bahwa itu salah diagnosa setelah saya inisiatif pergi ke beberapa dokter
jantung dan dilakukan scanning lebih spesifik.
Pada saat ke
dokter spesialis jantung, hati saya hancurrrrr, lemah, dan merasa jatuh.
Bagaimana bisa, saya dibesarkan dikeluarga yang bukan perokok, saya tidak
pernah minum-minuman keras, merokok, apalagi narkoba, dan tidak ada histori dari keluarga saya akan penyakit jantung, saya masih muda,
perjalanan saya masih panjang, tapi saya ada ditempat ini. Dan tahu? sekeliling saya yang juga mengantri di poli spesialis jantung
adalah orang-orang tua, kakek-nenek, beberapa berjalan dibantu tongkat, ada
yang menggunakan kursi roda, saya-lah satu-satunya wanita muda yang ikut antri
menunggu giliran ke dokter spesialis jantung L.
Ternyata bawaan
lahir memang jantung
kiri saya sedikit lebih besar dibanding yang kanan (tidak proporsional), namun
alat canggih 3 dimensi itu membacanya
sebagai kelainan dan dibuku hasil medical check up ditulis KARDIOMEGALI (ini yang saya kecewakan dari RS itu, dan saya blacklist atas prematur pendiagnosaannya tanpa merekomendasikan saya ke spesialis jantung terlebih dahulu) . Dokter
bilang saya normal, saya tidak apa-apa, saya sehat, dan jika diibaratkan, itu seperti orang kidal yang
menulis dengan tangan kiri. Kelainan tapi tidak masalah. Dokter bilang "yasudah...mbak sekarang pulang, jangan nangis, dan saya tidak perlu memberi obat karena mbak tidak sakit"
Aahhh lega,
sangat lega, ternyata saya sehat alhamdulillah. Lega nya melebihi perasaan lega
ketika kamu kebelet BAB dan kemudian berhasil mengeluarkannya dan membiarkannya
hilang ditelan air dengan ikhlas.
Ini pesan
dokter kepada saya :
"Semua
orang berpotensi kena penyakit jantung, semua orang punya kemungkinan kena
serangan jantung, yang jantungnya normal sekalipun. Dengan peluang yang sama,
jantung dengan kondisi seperti mbak resikonya lebih besar sedikit, maka yang
bisa dilakukan adalah OLAH RAGA DAN ATUR POLA MAKAN untuk semua orang, baik yang jantungnya normal
ataupun seperti mbak. Karena dengan olahraga, jantung dilatih bekerja,
jantung dibiasakan aktif, dan makanan yang sehat akan mendukung tubuh anda
tetap fit"
Jederrrrrr !!!
pesan dokter itu bukan hanya masuk lewat telinga saya, tapi juga kedalam hati.
Kedalam hati gaes...! Saya tidak mau mati muda, saya mau bermanfaat banyak
terlebih dahulu buat sesama, dan membahagiakan keluarga saya. Saat itu juga
saya berjanji didalam hati untuk mulai olahraga dan atur pola makan! Secara teratur!.
Bersambung..................
Comments