Syari Wulan

November 2019. Tak terasa, sesi terakhir kelas bahasa Korea di Sejong Cyber University di Musim gugur tahun ini. Semua peserta berkumpul di satu ruangan untuk melaksanakan semacam seremonial penutupan. Saya memilih duduk paling belakang pojok. Agak gak pede juga sih, karena peserta lain adalah mahasiswa kandidat Doktor dan Master. Kayanya cuma saya dan satu orang Vietnam deh yang ibu rumah tangga hihi. Sambil dengar Sonsengnim bicara di depan pake bahasa Korea, iseng-iseng rekam ah pake hp. Siapa tau bisa didengarkan ulang dan tau artinya hehehe. Eeh... tiba-tiba kok nama saya dipanggil, diminta maju kedepan. Aaaa.... ternyata saya dapat nilai tertinggi hasil ujian. Tidak sengaja terekam kamera...hehe. What a surprise ! Sama sekali gak menyangka. Bahkan bukan menjadi target saya ketika memulai ikut kelas bahasa Korea. Saya hanya melakukannya dengan senang hati, menyukai apa yang saya lakukan, dan menikmati semuanya.  Ternyata berbuah manis. Lalu saya flashback ke belakang. Karena saya

This year, Chuseok holiday was on September 30 th until October 2 nd . It was a three days holiday. Celebrated every autumn. Chuseok is Korean National holiday. It is a "thanksgiving" day. Many people gather with family to gratitude the harvest time. They eat together and remembering the ancentral grave and pluck the weeds that have grown around. For me, the atmosphere is similar to Lebaran day for muslim in Indonesia. They gather with family, many people go to hometown visited their parents, eat special food like rendang, ketupat, opor, and some snacks. On October 2 nd we went to Ttukseom Hangang Park to had a picnic. You should prepare some stuff before going picnic, but don't worry if you want make it simple just rent it before entering the park. As we did last time, we rent tent and get some ancillary equipments like: mat, portable table, standing battery lamp which can light up in the night, hand soap, toys. There are several package options. The basic set

someday when I came back from hometown, i brought gift for some people such a snacks. There was someone who said "yaelah oleh2 cuma beginian" and the others said "makasiiih yaaa...".  U know when i went to my hometown again, i brought the snacks again for them except him who didn't say thanks.  what i'm going to saayyyy is : manusia aja kapok ketika ada yg memberi tapi yang diberi tidak bersyukur dan tidak berterimakasih, Apalagi ALLAH... kalo nikmat yang kecil aja masih belum bisa disyukuri, apa iyah Allah mw ngasih nikmat yang lebih besar?

Kali ini saya mau berbagi cerita tentang bayi kuning pada newborn.  Setelah dua hari di RS pasca melahirkan, Kakak dinyatakan sebagai bayi sehat dan boleh pulang bersama Ibunya. Alhamdulillah ya Allah. Sampe rumah, dimulailah perjalanan sebagai seorang Ibu. Biasanya begitu Kakak BAB, kenapa-krnapa dikit langsung pencet bel dan suster segera datang. melahirkan dengan cara SC menjadi tantangan berat buat saya setelahnya. Sakitttt bangett untuk sekedar tertawa, bersin, beranjak dari tempat tidur, dan banyak bergerak. Hal inilah yang manjadi awal petaka. Belum lagi ngantuk luar biasa karena bayi harus disusui setiap jam.  Ketika bayi tidak bangun selang satu jam, seharusnya bayi dibangunkan. Suster sudah mengajarkan caranya yaitu dengan menggelitik telapak kakinya. Namun menyetujui dan mengiyakan bahwa katanya kasihan kalo membangunkan bayi lagi tidur nyenyak menjadi kesalahan dan penyesalan terbesarku.  Dengan kondisi saya yang lemah dan sakit saya tergoda membiarkan bayi dan saya sendiri

Membayangkan membawa baik pesawat saja sudah bikin waswas, takut, dan pusing kepala... apalagi perjalanan yang akan kami lakukan adalah lintas negara, Indonesia-Korea. Kira-kira Kakak Zilan akan terbang selama 7 jam. Huaaa bener-bener harus ekstra  persiapan. Qadarulah saat itu Kakak juga sedang flu huhuhu. Dibawah ini adalah "things we did" saat bepergian naik pesawat Jakarta-Incheon. Booking tiket jauh-jauh hari dan memilih penerbangan malam. Tentu saja bayi menjadi pertimbangan utama kami, dan mempertimbangkan kanyamanan tentu kami memilih Garuda Indonesia. Kami pesan tiket dua bulan sebelum hari-H dengan tujuan dapat tempat duduk yang nyaman yaitu paling depan sehingga punya ruang lebih luas terutama "leg room". Selain itu supaya bisa berdekatan dengan suami yang akan membantu semua urusan "handling baby". Sumber foto: arsip pribadi Lengkapi peralatan yang diperlukan dalam satu tas. Semua peralatan penting bayi simpan dalam satu tas khusus untuk dibawa