Pengalaman Bayi Newborn Kuning

Kali ini saya mau berbagi cerita tentang bayi kuning pada newborn. 

Setelah dua hari di RS pasca melahirkan, Kakak dinyatakan sebagai bayi sehat dan boleh pulang bersama Ibunya. Alhamdulillah ya Allah.

Sampe rumah, dimulailah perjalanan sebagai seorang Ibu. Biasanya begitu Kakak BAB, kenapa-krnapa dikit langsung pencet bel dan suster segera datang.

melahirkan dengan cara SC menjadi tantangan berat buat saya setelahnya. Sakitttt bangett untuk sekedar tertawa, bersin, beranjak dari tempat tidur, dan banyak bergerak. Hal inilah yang manjadi awal petaka. Belum lagi ngantuk luar biasa karena bayi harus disusui setiap jam. 

Ketika bayi tidak bangun selang satu jam, seharusnya bayi dibangunkan. Suster sudah mengajarkan caranya yaitu dengan menggelitik telapak kakinya. Namun menyetujui dan mengiyakan bahwa katanya kasihan kalo membangunkan bayi lagi tidur nyenyak menjadi kesalahan dan penyesalan terbesarku. 

Dengan kondisi saya yang lemah dan sakit saya tergoda membiarkan bayi dan saya sendiri tidur nyenyak.

Usia bayi sudah lima hari. Waktunya besok jadwal kontrol ke dokter anak.

Tapi kok perasaan kulit bayi gak seputih pas baru lahir yaa. Agak gelap dan kuning. Ahh cuma perasaan saja pikir saya.

Pas di DSA, benar saja. Baru lihat saja dokter langsung bilang  kalo anak saya kuning dan disuruh cek bilirubin.

Kakak memang belakangan teelihat banyak tidur. Jarang menangis. Bahkan, ketika diambil darah untuk cek bilirubin Kakak tidak manangis. Ya Allah sampe segitu lemes nya yaa Kak.

Menunggu satu jam, hasilnya keluar dan lemassss. Bilirubin Kakak tinggi, di angka 18.
Artinya menurut DSA kakak harus difototerapi. 

Fototerapi adalah penyinaran dengan sinar biru untuk memecah bilirubin

Jika tidak tertangani dengan baik, beresiko menimbulkan kernicterus atau kerusakan otak akibat bilirubin. Naudzubillahimindzalik.

Kakak harus menginap di RS tidur tanpa Umi. Ya Allah sedih luar biasa, kecewa dan marah sama diri sendiri.  

Setelah banyak diskusi dan cari tahu penyebabnya dengan suster yang akan merawat Kakak, ternyata Kakak kurang minum ASI. Bisa jadi perlekatan saat menyusui salah sehingga Kakak tidak minum banyak cairan dengan baik. 

Maafin Umi yaa Kak. Umi kira bunyi mulut Kakak saat menyusu adalah tanda saking lahap dan dan deras nya ASI. Ternyata itu karena perlekatan kurang pas. 

Sudah jarang dibangunkan untuk menyusu, pas menyusui pun perlekatan gak pas pula, lengkap sudah. Maaf Kakak.... 😭

Berat Kakak pun turun dari 2,7 kg saat lahir manjadi 2,5 kg. Kakak kecil bangeeeettt

Ya Allah nak, malam itu Umi sangat terpukul. Umi tidur sambil peluk baju yang terakhir Kakak pakai. Harum nya nak... Masyaallah. Umi kangeennn banget bobo bareng Kakak. 

jenguk kakak untuk menyusui ketika fototerapi


Umi gak mau egois lagi Nak. Umi akan tahan kantuk demi Kakak. Saat itu Umi bertekad untuk belajar lebih bagaimana merawat bayi. Umi juga tidak mau mendengar suara-suara sumbang dari luar tentang merawat anak yang tidak sesuai dengan keilmuan masa kini dan opini-opini sesat. 

"Penyebab Ibu bayi stres bukan karena tangisan bayi, tapi lisan orang-orang yang merasa lebih jago mengurus anak" 

Umi ingin menjadi Ibu terbaik buat Kakak. Tidak ada yang boleh mangatur  Umi bagaimana harus merawat Kakak. 

Umi yakin bisa melakukan yang terbaik buat Kakak. Tentu dengan pikiran yang terbuka, mau menerima masukan dan bijak dalam memutuskan suatu hal.

Alhamdulillah... Setelah dua malam satu hari (Jumat sore masuk, Minggu pagi keluar) Suster bilang Kakak sudah boleh pulang karena bilirubin Kakak sudah diangka 11. Tapi Kakak tetap perlu perawatan ekstra oleh Umi dan Aby.

Total biaya fototerapi dan perawatan selama 2 malam satu hari yaitu sekitar Rp 1.500.000

Ini adalah beberapa hal yang saya lakukan saat itu, terpisah dua hari dengan anak tersayang.

Ikhlas dan sabar. Percayakan kepada ahlinya, petugas medis. Insyaallah fototerapi adalah jalan terbaik demi Kakak bisa pulih dan sehat lagi. Karena bilirubin nya sudah tinggi, sinar matahari saja tidak cukup mengurai bilirubin.

Tenangkan pikiran, percaya bahwa bayi kita akan baik-baik saja. Stres membuat ASI tidak keluar. Ini penting, bayi kita disana butuh kiriman ASI nya untuk berjuang menurunkan bilirubin nya dan mengejar berat badan nya.

Dukungam suami. Gak tahu, gimana jadinya kalau suami saat itu tidak menenangkan dan perpura-pura kuat. Karena sebagai seorang Ibu, rapuh luar biasa. Pelukan dan ciuman suami sungguh berarti. Kesigapannya juga menjadi penenang. Harus bolak balik RS antar ASI Perah, bolak balik belikan ASI booster supaya ASI mengucur deras, mendengarkan keluh kesah tangis istri sembari memberi kata-kata positif. Terimakasih Aby... You are my real support system.

Berdoa kepada Allah agar Ibu dan Bayi sama-sama diberi kekuatan. Sungguh Allah yang maha menyembuhkan dan penolong.

Beberapa efek fototerapi yang terjadi sama Kakak adalah : banyak bintik-bintik merah di muka yang sudah dikonfirmasi oleh suster akan menghilang dengan sendirinya. Feses Kakak menjadi berwarna abu-abu seperti adukan semen.

Setelah pulang kerumah, kami berdua rajin menjemur bayi dibawah sinar matahari. Kami lakukan terus sampai usia Kakak sebulan. Setelahnya Kakak masih sering berjemur tidak lebih dari 15 menit sampai usia setahun.

Susui bayi sepuasnya. Setiap kali Kakak terbangun, rewel, atau selang sejam beri ASI dan pastikan perlekatan yang benar. 

Tanda perlekatan sudah pas adalah aerola payudara tidak kelihatan hampir semua masuk mulut bayi, tidak ada suara decak mulut bayi saat mengenyot, bayi tenang dan tidak gusar gerak kanan kiri. 

Kulit bayi memang akan menghitam efek dijemur. Insyaallah perlahan akan kembali seperti awal lagi. Saat itu  Kakak baru terlihat kulitnya kembali putih setelah 40 hari, kuning pada mata benar-benar hilang dan kulit bayi kembali putih bersih. 

Alhamdulillah wasyukurillah berat Kakak juga bisa terkejar, malah berat Kakak selalu ada dibatas atas setiap bulan nya sampai saat ini usia 18 bulan. 

Comments

Most viewed posts

Cinta itu perhatian

Energi Positif Itu Menular

Pejuang Subuh (3) "Jangan Mau Kalah Sama Ayam"