Untukmu, Yang Akan Menjadi Teman Menuaku... (1)


"Fabiayyi ‘alaa irobbikumaa tukadzibaan.
Maka nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan"

Hari ini, aku merasakan cinta aa sungguh nyata.
Aa temui kedua orang tuaku lengkap dengan komitmen, ayah, ibu, dan keluarga besarmu. Aa melamarku. Alhamdulillah i already booked :p
Terimakasih Achachan...

Ndak tahu persisnya berapa banyak pertengkaran kecil atau selisih pendapat diantara kita dua tahun belakangan. Tak sekali dua kali kita bertengkar seperti dua orang keras kepala. Tapi apapun yang terjadi a, yang ku ingat kita selalu saling menemukan di ujung hari.

2013 kita putus karena tidak ketemu jalan tengah diantara kita. Target aku, paling lambat umur 25 tahun menikah (saat itu usia aku 23 tahun). Sementara aa, dengan lantang menjawab 27.

Aku ndak bisa menunggu terlalu lama, pilihannya Cuma dua. Halalkan atau tinggalkan !. Buat aku, jika benar cinta, maka tidak akan rela dan tega membuat wanitanya menunggu lama. Kalo kata om Felix siau, pria bernyali datangi wali, bukan memacari. 

Di sesi galau dalam hidup aku itu, aku banyak membaca buku motivasi islami tentang menikah muda dan sejenisnya. Aku menemukan fase hidup dimana aku lebih dekat dengan penciptaku. Dan semakin mantap untuk berhenti pacaran. Pokoknya mau langsung nikah tanpa pacar-pacaran. Aku mulai memperbaiki diri, mulai dari memperbaiki bacaan sholat, menghafal lagi surat-surat pendek, memahami arti bacaan sholat, dll. 

Di fase aku sedang memperbaiki diri, aa tiba-tiba datang dan bilang “aku gak mau lagi nikah umur 27, aku mau nikah umur 25. Aku juga gak mau pacaran. Aku mau memperbaiki diri. Semoga kita jodoh yaa... tunggu aku datang ke orang tua kamu nanti”. A,,, masih aku ingat jelas  kata-kata itu ;)

Semesta lucu yah a. Begitu mudah Ia menggerakan hambanya untuk menikah muda. Untuk yang ini, maaf yah a... idealisme aa kalah dengan doaku kepada Allah yang masiv, terstruktur, dan sistematis. Ini yang namanya aa dikeplak semesta. Punya idealisme nikah umur 27, eh umur 24 malah ngotot melamar wanita :D

Diumur aa yang sebulan lagi 25 tahun, aa membuktikannya. Aa datangi orang tua aku. 

Aku ingat a betapa gugup dan salah tingkahnya aa saat itu, namun juga bisa ku lihat komitmen dan kesungguhan aa yang lekat tergambar dari raut aa untuk hidup menua bersama aku. 

“Kalau cinta jangan diam. Kalau siap, jangan menunda” 

Yang perlu aa tahu, sudah bertahun-tahun lama ada keyakinan dalam diri bahwa aa adalah the one buat aku dan aa-lah takdirku...namun juga tetap perlu diperjuangkan. Selain kepada Allah, aa-lah tujuan ku memantaskan diri. Terimakasih aa... semoga persiapan pernikahan kita berjalan lancar dan kita saling menguatkan jikalau harus menghadapi rintangan itu. Aamiin...

Comments

Most viewed posts

Cinta itu perhatian

Energi Positif Itu Menular

Pejuang Subuh (3) "Jangan Mau Kalah Sama Ayam"