Cerita Kami, Pengalaman Berharga Tinggal di Luar Negeri.

1. Menguatkan Hubungan

Alhamdulillah Hirobbil alamin, Allah hadirkan orang-orang baik disekitar kami. Aby dapet Professor yang baik di Kampus, tetangga sekitar rumah yang baik, pemilik rumah yang baik, pun teman-teman yang Masyaallah kebaikan nya sangat banyak. Kadang saya suka melamun, kebaikan kami yang mana dimasa lalu hingga Allah beri rezeki luar biasa dan Allah lancarkan setiap masalah-masalah Kami.

Begitu banyak orang-orang baik sekitar kami, buat saya Aby tetap soulmate sepanjang masa hehehe. Aby lah sahabat Umi yang setiap hari mendengar curhatan, omelan, keluh kesah, semuaaaanya. 

Masyaallah tinggal jauh di Negeri Ginseng menjadi sarana Kita menguatkan hubungan yaa By... mempererat dan memupuk cinta lebih solid lagi.

2. Gain more life experince

Yap, pengalaman hidup. Banyak pengalaman hidup yang kami dapatkan, Kami benar-benar keluar dari zona nyaman. Hidup di Korea dengan status Aby sebagai mahasiwa, hidup dengan uang beasiswa, bukan hal yang mudah. Belajar mengatasi  berbagai rintangan, baik dari segi budaya, bahasa, finansial, daaaaann banyak hal. 

3. Self reliance

Tinggal di luar negeri adalah salah satu cara mengetes kemandirian. Kenapa? tidak banyak bantuan yang didapat seperti jika hidup di negara sendiri dengan banyak keluarga dan kerabat. Setiap masalah harus dicari solusinya sendiri. Pada akhinya, Kamipun terpaksa menjadi lebih mandiri, menjadi kuat dan tidak cengeng. 

Sesimpel membuang sampah rumah tangga, yang sebelumnya adalah hal simpel, SAAT AWAL-AWAL di Korea buat kami adalah masalah. Harus belajar jenis pemisahan nya, membuangnyapun gak bisa pakai sembarang kantong, salah-salah kena denda yang lumayan. 

Belum lagi jika ingin bepergian, tidak ada kendaraan pribadi, belajar bagaimana cara memakai transportasi umum. Di awal, kepala ini penuh dengan masalah ha ha ha. Tapi seiring berjalannya waktu akan menjadi terbiasa dan semua tampak menjadi lebih mudah.

Saat sedang merasa kesulitan dan putus asa, saya selalu ingat pesan Bapak saya sebelum Kami berangkat ke Korea "Jadikan Sholat dan sabar sebagai penolongmu". Sabaaarrr... semua akan terlewati. Setidaknya itu cukup membuat saya kuat lagi.

4. Open Mindset

Dengan melihat perbedaan budaya, bahasa, karakter dan sifat orang-orang, etos kerja, dan banyak hal lain yang berbeda pikiran menjadi lebih luas dan terbuka. Saya benar-benar belajar menjadi manusia sebagai makhluk sosial. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Salah satu pegangan yang saya selalu ingat. Sudah sepantasnya Kita mengormati dan mengikuti aturan adat istiadat tempat kita tinggal.

Setiap individu yang sedang di luar negeri adalah seorang Brand Ambassador. BA bagi Negaranya, bagi Agamanya. Muka Indonesia dimata dunia bisa jadi diwakili oleh kita. Sehingga, penting untuk menjaga nama baik Indonesia, menjaga nama Baik Islam dan Muslim.

5. Lebih mengenal diri sendiri

Dengan berbagai plus dan minusnya tinggal di Seoul-Korea, Saya menjadi tahu apa kelebihan dan kelemahan saya. Saya tahu bagaimana untuk maju dan bertahan. Saya lebih mengenal diri saya sendiri. Dengan berbagai keterbatasan, saya lebih bisa mengontrol keinginan dan dorongan pribadi. Semua keputusan yang diambil harus bisa dipertanggungjawabkan. Terlebih hidup bersama seorang bayi, membesarkan anak dengan tantangan yang besar membuat saya menjadi jauh lebih dewasa dan bijak. 

6. Apreciate smaller things

Rindu keluarga, rindu makanan khas Indonesia, Rindu rumah dan kampung halaman. Selain karena alasan finansial, ditambah lagi kasus Covid, Kami tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Saya menjadi lebih menghargai hal-hal kecil dan bisa lebih bersyukur. Sekecil apapun nikmat yang diperoleh, rasa syukur selalu hadir dalam diri. 


Alhamdulillah Saya dan suami bukan pertama kali merantau jauh dari keluarga. Sejak usia 18  tahun saat memasuki dunia kampus, menjadi mahasiswa/i perantauan adalah bekal dan pengalaman yang berharga untuk sekarang bisa "survive" menjalani kehidupan lebih berat.

Lagi-lagi saya katakan, semoga ini menjadi pengingat dimasa tua bahwa Kita pernah melewati masa sulit ini ya Aby, kita pernah berjuang dari nol, ah bukan, bahkan minus. Semoga bisa menjadi bekal kemandirian juga untuk Zilan kelak. Aamiin...ya Raabb



Comments

Most viewed posts

Cinta itu perhatian

Energi Positif Itu Menular

Pejuang Subuh (3) "Jangan Mau Kalah Sama Ayam"