Hati-hati Dengan Informasi Yang Masuk Ke Otak

Dhuaarrr...raut kaget muncul dari muka saya ketika tiba-tiba suami saya secara reflek menyanyikan potongan lagu dangdut sebelum makan.

Suami saya ini anti dangdut banget. Tapi... beliau tidak bisa berkutik karena sejak saya hamil, ndak tau kenapa bawaannya tenang dan damai banget kalo dengerin lagu dangdut. Singkatnya, bawaan bayi kali ya.  Karena sebelumnya juga saya ndak senang dangdut, cuma memang lebih banyak tahu tentang dangdut karena Mama saya sering putar lagunya dirumah.


Saya sampai beli CD dangdut untuk dipindahkan ke laptop dan saya bisa dengarkan sewaktu-waktu kalo lagi pingin dan kalo kebetulan di tv ndak ada acara itu. Tapi yang bikin saya senang adalah, itu dangdut tiap malam ada dong di Indosiar. Kalo channel Indosiar sudah berkumandang secara otomatis suami saya langsung pakai earphone untuk menghindari musik dangdut. Ruang tv nya dekat dengan meja kerja suami sih hehe.

Tapi kelamaan suami saya mungkin ndak nyaman juga pake earphone terus. Sesekali dibuka, dan lama-lama telinganya jadi mentoleransi musik dangdut ha ha ha

Secara ndak sadar, beliau mendendangkan lagu itu dan seketika beliau sendiri merasa geli ketika sadar.

Nah... otak kita ini bisa merekam apa saja yang masuk kedalamnya, ndak peduli informasi itu negatif atau positif. Secara ndak sadar, kita akan terpengaruh oleh informasi yang masuk secara terus menerus itu alias secara masiv dan terstruktur.

Maka, hati-hati lah dalam bergaul. Bisa jadi kita akan menjadi pribadi yang gemar mengeluh jika sering berlama-lama dengan teman yang kerjanya dikit-dikit ngeluh, menggerutu, mencaci orang lain.

Hati-hati juga menjadi follower akun tertentu di sosial media. Hati-hati yang setiap hari melihat twitter/instagram isinya nyinyir-in orang alias menghina. Sekarang banyak banget akun sosial media aneh-aneh. Ada akun namanya "bacot frontal" dimana berisi kata-kata makian terhadap orang lain, ada akun cinta-cintaan yang isinya galauuuu setiap hari. Isinya macem-macem kegalauan atau keputusasaan karena hal sepele. Parahnya, follower-nya adalah anak-anak remaja. Itulah saya pikir mengapa remaja jaman sekarang mudah sekali galau, lihat saja status media sosialnya. Akun-akun itu meracuni generasi emas untuk mudah putus asa, memaklumkan rasa malas, dan mudah resah.

Hati-hati dengan informasi negatif disekitar kita. Jangan-jangan kelamaan kita akan berprilaku dan memiliki pola pikir dari lingkungan sekitar. Kalau positif ya bagus, yang bahaya kalo informasi itu negatif.

Follow-lah akun yang mengingatkan kebaikan, mengingatkan ibadah, akun yang dapat membangun kreatifitas. Juga hindari berteman dengan si tukang ngeluh, dekati orang-orang berenergi positif, hiduplah disekitar orang-orang rajin, pekerja keras, dan yang dekat dengan Tuhannya. Semoga kita menjadi penebar informasi positif bagi sekitar.


Salam,
Bu Syari yang nulis blog sambil dengerin lagu dangdut ^_^


Comments

Most viewed posts

Cinta itu perhatian

Energi Positif Itu Menular

Pejuang Subuh (3) "Jangan Mau Kalah Sama Ayam"