Kecanduan Kelas Inspirasi



Gerakan yang satu ini emang bikin kecanduan parah. Yup… Kelas Inspirasi, gerakan para professional dari berbagai profesi turun ke Sekolah Dasar (SD).

Alhamdulillah lolos seleksi Lagi jadi Inspirator Kelas Inspirasi Bogor 3 (KIB). Kali ini berhasil merayu suami untuk ikut turun tangan juga menginspirasi anak-anak. Kita mendapatkan kelompok yang berbeda, hmm tapi yowesslah ndak papa... jadi malah bisa berbagi cerita satu sama lain.

Saya tergabung di SDN Ciawi 3 sedangkan suami masuk ke keompok SDN Harjasari.

Satu minggu sebelum hari-H kita sudah sibuk bikin lesson plan beserta properti yang akan jadi senjata mengajar kita menghadapi bocah-bocah nanti. Ndak ketinggalan bantuin suami juga bikin toga dari karton dan segala antek-anteknya.


Hari Inspirasi

Luar biasa, baru tiba di lokasi sekolah, saya sudah kewalahan diserbu anak-anak yang antri untuk cium tangan. Aaaaahhh so excited. Ketika sampai diruangan yang disediakan khusus untuk relawan, saya langsung lap punggung tangan saya yang lembab-lembab basah gitu deh ha ha ha serius. Aduh dasar anak-anak... buat relawan, harus sedia antiseptik deh serius.

Menurut saya, hari inspirasi adalah hari dimana semua senang. Para dewan guru senang karena tidak mengajar sehingga punya waktu jika ingin arisan panci, tupperware atau apapun lah hehehe, para relawan juga senang karena bukan hari yang biasa. Sehari-hari biasa bertemu dengan kostumer, klien, mahasiswa, para peserta training, dan banyak lagi tapi pagi itu, kita semua bertemu anak-anak kecil. Nah anak-anak juga ndak kalah senang kedatangan para relawan. Kita disambut dengan sangat hangat disana.

Sesi mengajar dengan metode yang mudah dimengerti anak-anak.


Pilihlah Kerumunan yang Tepat, Kerumunan yang Positif

Ya Allah pagi itu bener-bener penuh dengan energi baik. Semua relawan saya lihat sibuk membawa perlengkapan mengajar masing-masing. Kita semua punya tujuan yang sama, membangun mimpi anak Indonesia.  Tanpa iming-iming, tanpa bayaran, bahkan malah mengeluarkan biaya pribadi, tanpa keluhan, dan bebas dari kepentingan  kecuali dorongan hati nurani. Para relawan melipat lengan baju, sentuh langsung apa yang biasa kita keluhkan sebagai solusi buat negeri.

Para relawan inspirator dan dokumenter kelompok 7 KIB3

Bahkan ada satu relawan yang berprofesi sebagai peneliti alam dan laut menggunakan pakaian menyelam nyaris lengkap, dipakai didalam laut membuat hangat pada tubuh, lha dipakai didalam ruang kelas dan dilapangan upacara ??? aduh itu keringat netes terus sepanjang kelas inspirasi. Tapi ya itu... kerelaannya tak sia-sia. Anak-anak sangat antusias, dengan begitu pesan moral yang disampaikan akan mudah sampai.

Salah satu inspirator yang berprofesi sebagai peneliti burung dan alam.
Tibalah pada sesi akhir dimana relawan makan bersama dengan para guru SDN Ciawi diruang kelas yang sederhana. Suasanan sangat cair, perwakilan dari relawan dan dewan guru saling menyampaikan pesan kesan. Nah ini yang menarik.

Bapak Kepala Sekolah sebagai perwakilan dewan guru menyampaikan keheranannya pada hari itu
"Bapak dan ibu sekalian, saya ini bingung. Anak-anak ini biasanya jam 10 saja sudah pingin pulang. Tapi tadi penutupan sampe jam 12 siang disuruh pulang aja tidak mau. Heran saya..

Kuncinya adalah fun learning
Para pendidik negeri ini seharusnya meninggalkan cara mengajar dengan paradigma lama. Anak-anak harus selalu belajar didalam ruangan, mendengarkan guru, diberi hukuman jika salah, dan jarang sekali diberikan kesempatan untuk berbicara.
 
Anak-anak sedang belajar dengan metode fun learning.

Semoga gerakan ini lebih banyak lagi dilakukan di setiap tempat di Indonesia. Tidak harus kita pergi jauh ke Nusa Tenggara atau ke bagian peloksok Indonesia lainnya. Tengok dulu sekolah-sekolah terdekat kita, dikota kita, atau paling tidak coba tengok sekolah kita dahulu.  Berbagi dan menginspirasi yang penting adalah kehadiran dan ketulusan kita. Yeayyyy.... Bangun mimpi anak Indonesia!!!

Para relawan bersama murid dan guru SDN Ciawi 3

Comments

Most viewed posts

Cinta itu perhatian

Energi Positif Itu Menular

Pejuang Subuh (3) "Jangan Mau Kalah Sama Ayam"