Mimpi Kecil dan Mimpi Besar Harganya Sama (Part 2)


Inspirasi agar kita lebih semangat dan sukses itu bisa kita dapat dari mana saja. Dan semoga cerita yang akan saya share ini bisa menginspirasi. Ini kisah asli dan nyata yang saya ambil dari orang yang sangat saya kenal dekat. Dan saya selalu suka sama orang-orang yang selalu punya target, punya mimpi, bahkan tahu 5, 10, atau 15 tahun lagi dia ada dimana dan akan jadi apa. 

Dulu Saya pernah liat buku dream book-nya. Dia jelas betul merencanakan target dan impiannya 5-10 tahun kemudian. Mulai dari target-target pendeknya seperti: menjadi asisten praktikum, target IPK, olahraga setiap minggu, dll. sampai target jangka panjangnya: menikah dengan wanita idamannya *sensor, menjadi dosen, dll.  

Tiga tahun kemudian saya baru menyadari satu-persatu impiannya mulai terwujud. Dia menjadi asisten praktikum, menjadi lulusan terbaik di jurusannya saat wisuda gelombang 1 dan kini dia telah dekat sekali dengan impian nya untuk jadi dosen dan saya langsung teringat cita-cita dia yang dia tulis jelas di dream book nya.


Selesai dengan pendidikan S1 nya, dia ngotot melanjutkan S2. Padahal saya tahu betul betapa penuh tantangan saat dia ingin melanjutkan S2. Mulai dari keluarga yang belum mantap setuju dengan keputusannya, perusahaan tempat-nya magang menawari pekerjaan, dan godaan pekerjaan di luar sana yang menawarkan penghasilkan menggiurkan. 

Tapi, dia masih ngotot untuk melanjutkan S2. Kenapa? Karena dia punya tujuan. Karna dia tahu apa yang dia inginkan. Dia ingin mendapatkan sesuatu maka dia mengusahakannya. berbekal saran dari dosen pembimbingnya dia pun akhirnya mantap melanjutkan S2. 

Belum setahun kuliah di pascasarjana, beliau mendapat tawaran dari teman S2 nya untuk mengajar Diploma IPB. Pengalaman nya menjadi asisten praktikum amat cukup buat-nya untuk mengajar mahasiswa Diploma. Dan seperti biasa, dia melakukannya sangat total. Selalu mempersiapkan matang semua bahan ajar, selesaikan deadline tepat waktu, dan semangat tanpa ngeluh nya yang patut di tiru memang. Dan saya liat dia amat nyaman melakukan semua itu.


Oiya, dia juga tercatat sebagai staff salah satu laboratorium di IPB bersama dosen-dosen senior nya. Dan proses bagaimana dia bisa masuk ke lingkungan itu juga menurut saya karena rentetan hal-hal positif dimana dia selalu total dalam mengerjakan apapun. 

Setiap kali ada tugas presentasi selalu menjadi presentator terbaik, laporannya sering dapet nilai tertinggi, dengan begitu dia jadi dikenal dosen. Mungkin  sih, ini ke sok tauan saya aja. Hehehe.Ya kemudian mungkin (lagi) karna si dosen tahu dia punya kredibilitas tinggi berlanjut dosen pembimbingnya minta dibantu untuk jadi aisten praktikum, dll. 

Disitulah proses pembentukan relasi di mulai. Dia jadi kenal dengan profesor, dosen-dosen senior, dan staff-staff lain. Kini, dia hanya tinggal menunggu lulus dari pascasarjana untuk mulai mengajar bukan hanya mahasiswa diploma, tapi juga mahasiswa sarjana. Iyaa, jadi dosen. 

Mari kita kembali di awal cerita ini. Ya ! dia punya mimpi, dia percaya mimpinya ! dia jaga mimpinya tetap hidup ! dia kejar mimpinya !  AND HE WILL GET IT SOON. Dan jangan lupa, ada Allah di balik itu semua. Semua dimulai dengan kerajinan dan semangat untuk melakukan yang terbaik. mimpi kecil dan mimpi besar harganya sama. sama-sama gratis!. Ada yang masih cemen bermimpi besar???


Jangan pernah mengharapkan sesuatu yang mudah dalam hidup ini dan jangan pula memandang hidup ini terlalu menyeramkan. Keseimbangan adalah kuncinya.



Comments

Most viewed posts

Cinta itu perhatian

Energi Positif Itu Menular

Pejuang Subuh (3) "Jangan Mau Kalah Sama Ayam"