Jika Tidak Lelah, Artinya Kamu Sedang Tidak Memperjuangkan Apa-apa

    (Written for de ayank, juga aa Ijlal)

Pulang kerumah kali ini sedikit kecewa, karena waktu dengan full keluarga kurang lengkap. Hari minggu itu si bungsu baru saja pulang kerumah jam 10 pagi, ngobrol-ngobrol sebentar dan setelah dhuhur dede Nalan tidur (kabarnya sampe sore jam 5 baru bangun).

Ternyata dede kelelahan setelah mengikuti acara organisasi disekolahnya.
Sebelum balik lagi kebogor, saya mengecek kesana kemari memastikan ndak ada lagi yang tertinggal. Waktu lagi grasak-grusuk di meja ruang TV, nemu nametag OSIS dede. Orangnya lagi tidur, saya iseng liat-liat. Disitu ada kolom moto yang dede isi :

 “Jika kamu sedang tidak merasakan lelah, berarti kamu sedang tidak memperjuangkan apa-apa”.

Dede... u give me big lesson that day. Saya seringkali mengeluh ketika lelah, seringkali menggerutu ketika capek, seringkali mudah marah ketika letih. Padahal, keletihan itu indikator kalo kita sedang memperjuangkan sesuatu.

Dede, aktif di organisasi itu benar de melelahkan. Disaat siswa lain hanya study oriented, siswa organisatoris harus pintar-pintar atur waktu antara belajar dan organisasi. Disaat hari libur siswa study oriented bisa bangun siang malas-malasan, siswa organisatoris sudah bangun bertemu teman-teman lain merencanakan membuat suatu acara atau mengadakan suatu kegiatan.

Tapi de, seperti yang dede bilang, lelah itu artinya memperjuangkan. Dede sedang belajar menangani masalah, dede sedang belajar memegang tanggungjawab, dede sedang belajar memperkuat mental.
Dede harus tahu, itu semua tidak dipelajari pada mata pelajaran apapun de, bahkan sampai nanti dede kuliah di perguruan tinggi ndak akan ada di mata kuliah apapun.

Ada hal-hal yang tidak cukup hanya dari terori dan buku de, cara dede berbicara dengan orang yang lebih tua, cara bernegosiasi, cara memimpin rapat, cara membuka acara. Dengan ikut organisasi, sebenarnya adalah ajang latihan  dan belajar sebanyak-banyaknya buat dede, GRATIS lagi.

Kalo suatu saat dede denger kata “soft skill”, itulah de. Kemampuan membawa diri dan berinteraksi dengan yang lain.
Mumpung masih muda, belajar produktif. Bukan membiasakan memaklumkan rasa malas. Karene penyakit yang satu itu sungguh bahaya, jika muda nya sudah malas bahaya akan mengakar kelak sampai tua. 

Melatih soft skill itu bisa didapat dengan cara mengikuti pelatihan, tapi HARGANYA MAHAL, jutaan. Paling lama biasanya hanya 3 hari. Belajar soft skill yang gratis dan mudah itu ya selagi sekolah. Masih muda, gratis tanpa biaya dan waktunya lebih lama, minimal satu tahun” – Y. C. Wirasembada

De, lanjutkan kegiatan positif dede. Karena ternyata Allah senang kepada manusia bermanfaat. Coba dede cek surat Ali imran ayat 104 :
"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruh, dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung".

Di tempat lain ada siswa SMP sudah berani tawuran, kroyokan sesama teman, menyusahkan pengguna jalan lain, jauhhh lebih baik siswa yang sibuk membangun diri di organisasi. Kita harus membuat perubahan bareng-bareng demi Indonesia lebih baik. Mulai dari anak mudanya, remajanya, orang dewasa, orang tua, semuanya deh pokoknya... he he he

Lebihnya, dede akan dapat relasi lebih banyak yang menurut pengalaman banyak orang itu akan bermanfaat kelak.

Tapi ingat ya de, AKADEMIK tetap yang utama. Percuma dede mengikuti semua kegiatan disekolah tapi nilai dede hancur. Ingat lagi tujuan sekolah apa, belajar yang utama. Pintar dalam akademik, tapi bukan jadi siswa cupu yang ndak gaul. Itu...
Selamat berjuang de,
Mari berjuang dan jangan takut untuk merasa lelah.
Semangat . 

Comments

Most viewed posts

Cinta itu perhatian

Energi Positif Itu Menular

Pejuang Subuh (3) "Jangan Mau Kalah Sama Ayam"